Sejarah Kadipaten Mangkunegaran

silsilah mangkunegaran, ciri-ciri keturunan mangkunegaran, kekayaan mangkunegaran, perbedaan keraton kasunanan dan mangkunegaran, sejarah kadipaten pakualaman, peta wilayah mangkunegaran, pendiri mangkunegaran, sejarah pura mangkunegaran pdf

Sejarah Kadipaten Mangkunegaran

Kadipaten Mangkunegaran adalah sebuah kerajaan otonom yang berdiri dari tahun 1757 hingga sekarang. Kadipaten ini merupakan negara vasal dependen dari Kasunanan Surakarta dan Hindia Belanda.

Negara vasal adalah negara yang sepenuhnya berada di bawah kekuasaan negara lain secara internasional. Jika negara vasal dalam bahaya dan diserang negara lain, maka negara “pelindung” akan membantu negara vasal tersebut. Saat ini, istilah yang lebih umum adalah negara boneka, protektorat atau negara asosiasi.

Wilayah dependensi adalah wilayah yang oleh karena suatu hal tidak dapat meraih kemerdekaan atau kedaulatan seperti layaknya sebuah negara. Suatu dependensi dapat digolongkan dari segi jenis dan ketingkatan.

Kadipaten Mangkunegaran didirikan oleh Raden Mas Said, yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegaran I. Pendirian Kadipaten Mangkunegaran ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Salatiga pada 17 Maret 1757 oleh Sunan Pakubuwana III dan Raden Mas Said.

Kadipaten Mangkunegaran memiliki wilayah yang luas dan berhak memiliki tentara sendiri yang independen dari Kasunanan. Kadipaten ini juga memiliki struktur birokrasi yang baik, yang mewarisi birokrasi pendahulunya, Mataram Islam.

Kadipaten Mangkunegaran merupakan representasi dari keberanian Jawa dan tekad melawan ketidakadilan, penindasan, dan kolonialisme.


Pendirian dan wilayah

Satuan politik ini dibentuk berdasarkan Perjanjian Salatiga atau Perjanjian Kalicacing yang ditandatangani pada tanggal 17 Maret 1757 di Salatiga sebagai solusi atas perlawanan yang dilakukan Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa terhadap Belanda dan Susuhunan Pakubuwana III, penguasa Kasunanan Surakarta setelah terpecah akibat Perjanjian Giyanti, dua tahun sebelumnya.

Berdasarkan Perjanjian Salatiga, Raden Mas Said diberi kedudukan sebagai Pangeran Miji (pangeran khusus) serta mendapat hak untuk menguasai wilayah lungguh di sebelah utara, timur dan tenggara ibu kota Kasunanan Surakarta.


Kekuasaan politik

Secara tradisional, para penguasanya disebut Mangkunegara. Raden Mas Said merupakan Adipati Mangkunegara I. Penguasa Mangkunegaran berkedudukan di Pura Mangkunegaran, yang terletak di Kota Surakarta. Penguasa Pura Mangkunegaran, berdasarkan perjanjian pembentukannya, berhak menyandang gelar Pangeran Adipati (secara formal disebut Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara Senapati ing Ayudha Sudibyaningprang), tetapi tidak berhak menyandang gelar Susuhunan ataupun Sultan.

Praja Mangkunegaran merupakan sebuah Kadipaten, sehingga posisinya lebih rendah daripada Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.

Mangkunegaran memiliki otonomi yang sangat luas karena berhak memiliki tentara sendiri (dikenal sebagai Legiun Mangkunegaran) yang independen tanpa intervensi dari Kasunanan.

Para penguasa Praja Mangkunegaran tidak dimakamkan di Astana Imogiri, melainkan di Astana Mangadeg dan Astana Girilayu, yang terletak di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar. Terkecuali makam dari Mangkunegara VI yang dimakamkan di Astana Utara, Surakarta.

Warna resmi bendera Mangkunagaran adalah kuning emas dan hijau yang dijuluki Pareanom (pare muda), yang dapat dilihat pada lambang, bendera, pataka, serta samir yang dikenakan para abdi dalem, sentana dalem maupun kerabat Pura Mangkunegaran.


Silsilah mangkunegaran

  1. Adipati Mangkunegara I (Raden Mas Said) (Lahir 7 April 1725 – meninggal 8 Desember 1795 (umur 70)), Pemerintahan: 28 Desember 1757-23 Desember 1795, Anak dari Putra Mahkota Pangeran Mangkunagara dan Cucu dari Sunan Amangkurat IV
  2. Adipati Mangkunegara II (Raden Mas Sulomo) (lahir 5 Januari 1768 – wafat 17 Januari 1836 (umur 68)), Pemerintahan: 1795-1835, Cucu dari anak laki-laki Adipati Mangkunegara I
  3. Adipati Mangkunegara III (Raden Mas Sarengat). (lahir 16 Januari 1803 - wafat 27 Januari 1853 (umur 50)), Pemerintahan: 29 Januari 1835-27 Januari 1853, Cucu dari anak perempuan Adipati Mangkunegara II
  4. Adipati Mangkunegara IV (Raden Mas Sudira), (lahir1853 - wafat1881), Cucu dari anak perempuan Adipati Mangkunegara II
  5. Adipati Mangkunegara V (Raden Mas Sunito) , (lahir 16 April 1855 - wafat 2 Oktober 1896 (umur 41), Pemerintahan: 1881 1896, Anak dari Adipati Mangkunegara IV
  6. Adipati Mangkunegara VI (Raden Mas Suyitno), (lahir 1 Maret 1857 - wafat 25 Juni 1928 (umur 71), Oemerintahan: 21 November 1896-11 Januari 1916, Saudara dari Adipati Mangkunegara V (Adipati Mangkunegara VII) (Raden Mas Suryo Suparto),  (lahir 12 November 1885 – meninggal 19 Juli 1944 (umur 58), pemerintahan: 1916 1944, Anak dari Adipati Mangkunegara V
  7. Adipati Mangkunegara VIII (Raden Mas Hamijoyo Saroso Notosuparto), ( lahir 7 April 1925 – wafat 2 Agustus 1987 (umur 62), pemerintahan: 1944-1987, anak dari Adipati Mangkunegara VII (Adipati Mangkunegara IX) (Raden Mas Sujiwo Kusumo), (lahir 18 Agustus 1951 - wafat 13 Agustus 2021 (umur 69), pemerintahan 1988-13 Agustus 2021, Anak dari Adipati Mangkunegara VIII
  8. Adipati Mangkunegara X (Gusti Pangeran Haryo Bhre Cakrahutomo Wira Sujiwo), ( lahir 29 Maret 1997 (umur 26)-  wafat 12 Maret 2022, Anak dari Adipati Mangkunegara IX