Sejarah Kerajaan Bungo Setangkai (401 M - 1400 M)

Kerajaan Bungo Setangkai adalah kerajaan Suku Minangkabau. Terletak di Sumatera, Kab. Tanah Datar, prov. Sumatera Barat. Kerajaan Bungo Satangkai berdiri abad ke-5 sampai pertengahan abad ke-14 / (401 M - 1400 M). Bungo Satangkai didirikan oleh Datuk Ketumanggungan dan sebagai Yang Dipertuan atau perdana menteri adalah Datuk Bandaro Putiah.

Profil Kerajaan Bungo Setangkai (401 M - 1400 M)

Kerajaan Bungo Satangkai berdiri abad ke-5 sampai pertengahan abad ke-14. Kerajaan Bungo Satangkai adalah kerajaan yang sudah ada di Minangkabau sebelum berdirinya Kerajaan Pagaruyung dan merupakan pecahan dari Kerajaan Pasumayan Koto Batu yang terletak di Sungai Tarab, kabupaten Tanah Datar sekarang. Kerajaan Bungo Satangkai' didirikan oleh Datuk Ketumanggungan dan sebagai Yang Dipertuan atau perdana menteri adalah Datuk Bandaro Putiah.

Setelah Kerajaan Pasumayan Koto Batu berakhir, Datuk Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sebatang yang merupakan dua bersaudara se-ibu lain ayah mendirikan kerajaan baru. Datuk Ketumanggungan mendirikan kerajaan Bungo Setangkai di Sungai Tarab dan sebagai yang dipertuan (perdana menteri) adalah Datuk Bandaro Putiah. Sedangkan Datuk Perpatih Nan Sebatang mendirikan kerajaan Dusun Tuo di Lima Kaum.


Sejarah kerajaan Bungo Satangkai, abad ke-5

Kerajaan Bungo Satangkai berdiri abad ke-5 sampai pertengahan abad ke-14. Setelah kerajaan Pasumayan Koto Batu berakhir, Datuk Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sebatang yang merupakan dua bersaudara se-ibu lain ayah mendirikan kerajaan baru.

Datuk Ketumanggungan mendirikan kerajaan Bungo Setangkai di Sungai Tarab dan sebagai yang dipertuan (perdana menteri) adalah Datuk Bandaro Putiah. Sedangkan Datuk Perpatih Nan Sebatang mendirikan kerajaan Dusun Tuo di Lima Kaum.

Kerajaan Bunga Setangkai yang berpusat di sungai Tarab, yang usianya dari pertengahan abad ke-5 M sampai pertengahan abad ke-14 M. Dipimpin oleh rajanya yang bergelar Datuk Ketumanggungan.

Sebagaimana diriwayatkan dalam Tambo Minangkabau, kedua orang tokoh ini adalah bersaudara, seibu berlainan Bapak. Dt.Katumanggungan merupakan anak dari  Dt.Sri Maharajo Dirajo, sedangkan Dt. Parpatih Nan Sabatang anak dari Cati Bilang Pandai atau Dt.Suri Dirajo. Ibu mereka tak lain Puti Indo Jalito alias Bundo Kanduang.

Karena terjadinya perselisihan faham dengan adiknya, Dt. Parpatih Nan Sabatang, ditambah pertumbuhan penduduk kian kian meningkat mendiami perkampungan, akhirnya Dt.Katumanggungan memutuskan mencari daerah baru. Perjalanan itu kebetulan dilakukan secara berombongan.

Sampai pada masanya rombongan Dt. Katumanggungan terhenti pada suatu daerah, alamnya terasa elok, subur, dan masyarakat di sana pun ramah. Maka rombongan Katumanggungan merasa cukup nyaman untuk tinggal disana, hingga peradaban baru mulai dikembangkan di tanah baru itu, persisnya di daerah Sungai Tarab.

Demi mempertahankan kebesaran sebagai Putra Mahkota Dt. Sri Maharajo Dirajo, selanjutnya Datuk Katumanggungan mendirikan sebuah kerajaan yang disebut kerajaan Bungo Satangkai di Sungai Tarab dan sebagai yang dipertuan dipercayakan pada Datuk Banadaro Putieh.

Seiring waktu kerajaan Bungo Satangkai makin berkembang, sistem kedaulatannya bernama Koto Piliang. Kedaulatan ini juga oleh masyarakat minangkabau disebut keselarasan. Daerah kekuasaan kerjaan Bungo Satangkai meliputi Langgam Nan Tujuh.

Kerajaan Bungo Setangkai di Bawah pimpinan Dt.Katumanggungan tetap bertahan dengan undang-undang lama semasa Pasumayan Koto Batu, yakni Undang si Mumbang Jatuh

Berbeda dengan Adiknya selaku pemimpin kerajaan Dusun Tuo, sempat dilakukan perubahan Undang undang Si Mumbang jatuah menjadi Undang-undang Si Lamo-lamo. Dimans sesuatu keputusan yang akan diambil terlebih dahulu diperhitungkan masak-masak, baik secara mudarat  atau memanfaatkannya. Hukuman yang telah dijatuhkan belum dapat langsung dilaksanakan, tetapi harus diberi Tenggang Waktu lebih dahulu agar hukuman itu benar-benar menghukum orang yang bersalah.

Sumber: http://kubuangtigobaleh.blogspot.com/2017/05/kerajaan-bungo-satangkai.html