Sejarah Kerajaan Banggai, Kesultanan Pertama di Sulawesi Tengah

Kerajaan Banggai adalah kerajaan Islam yang terletak di semenanjung timur pulau Sulawesi dan Kepulauan Banggai. Kerajaan ini merupakan kesultanan pertama di Sulawesi Tengah.

Kerajaan Banggai berdiri setelah kedatangan penyebar Islam di Banggai Laut yang dikenal dengan gelar Langka Bengasu atau Adi Saka. Adi Cokro kemudian menyatukan wilayah Kepulauan Banggai dengan wilayah Banggai.

Kerajaan Banggai berpusat di Pulau Banggai yang saat ini masuk Kabupaten Banggai Laut. Wilayahnya pada saat itu sampai di daerah (Bungku Utara, Morowali Utara,Bungku) yang masuk Kabupaten Poso.

Dalam struktur pemerintahan Kerajaan Banggai terdapat tomundo atau raja sebagai penguasa tertinggi, dibantu oleh dua belas orang bangsawan disebut banginsaa songololua. Mereka memakai kain putih melingkar di kepala sebagai bukti kebangsawanannya.

Kerajaan Banggai mendapat pengaruh dari luar melalui ikatan persahabatan, perdagangan dan tali perkawinan dengan Kerajaan Ternate.

Sejarah Kerajaan Banggai, Kesultanan Pertama di Sulawesi Tengah
Istana Kerajaan Banggai

Sejarah awal

Menurut cerita sejarah, awal mula terbentuknya Kerajaan Banggai karena ada pengaruh dari Kerajaan Ternate.Pada awal abad ke 16 Kerajaan Ternate membentuk Kerajaan Banggai yang terdiri dari empat distrik yaitu Babolau, Singgolok, Kookini, dan Katapean. Nama pemimpin dari setiap distrik disebut Basalo Sangkap yang terdiri dari Basalo Dodung (Raja babolu), Basalo Gong-gong (raja Singgolok), Basalo Bonunungan (Raja Kookini) dan Basalo Monsongan (Raja Katapean).Dengan adanya pembagian ini menjadikan Kerajaan Banggai merupakan salah satu kerajaan yang sudah menerapkan sistem demokrasi dimana pemimpin kerajaan dipilih bukan berdasarkan dari satu garis keturunan melainkan dari golongan bangsawan atau bahkan rakyat biasa yang dianggap mampu untuk memimpin suatu kerajaan.

Bukti bahwa kerajaan Banggai sudah di kenal sejak zaman Kerajaan Majapahit|Majapahit dengan nama Benggawi setidaknya dapat di lihat dari tulisan seorang pujangga Majapahit yang bernama Mpu Prapanca dalam bukunya, "Nagarakretagama bertarikh caka 1478 atau tahun 1365, yang dimuat dalam seuntai syair nomor 14 bait kelima sebagai berikut:

"Ikang Saka Nusa-Nusa Mangkasara, Buntun Benggawi, Kuni, Galiayo, Murang Ling".

Raja pertama Kerajaan Banggai adalah Abu Kasim yang merupakan anak dari Adi Cokro, seorang Panglima perang dari Kerajaan Ternate. Dalam melaksanakan pemerintahannya, raja dibantu oleh empat menteri yaitu Mayor Ngopa yang merupakan Raja Muda, Kapitan laut yang merupakan panglima perang, Hukum Tua yang merupakan Pengadilan dan Jogugu yang merupakan staff yang mengatur dalam negeri Kerajaan Banggai.

Kerajaan Banggai memang kurang terkenal dari kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa, karena Kerajaan Banggai tidak menjajah daerah lain di Nusantara. Sistem pemerintahan Kerajaan Banggai lebih memilih untuk mengurus urusan dalam negeri dibanding untuk urusan luar. Kepemimpinan Kerajaan Banggai berakhir pada raja yang ke 20 yaitu Syukuran Aminuddin Amir yang wafat pada tahun 1957. Raja Banggai ke-1 yaitu Iskandar Zaman ketika diangkat, Banggai telah menjadi kabupaten daerah tingkat II sehingga sistem pemerintahan daerah Banggai dipimpin oleh seorang bupati. Bahkan sampai sekarang, Basalo Sangkap tetap memilih raja untuk memimpin dan melestarikan peninggalan Kerajaan Banggai.

Pada tanggal 12 Desember 1959 dilakukan serah terima pemerintahan dari raja terakhir Kerajaan Banggai, Syukuran Aminuddin Amir selaku Pejabat Kepala Pemerintahan Negeri Banggai di Luwuk, kepada Bidin selaku bupati pertama Daerah Tingkat II Banggai.


Daftar Raja Banggai

  1. 1648 - 1689 Benteng Paudagar
  2. 1689 - 1705 Balantik Mbulang
  3. 1795 - 1728 Kota Abdul Gani
  4. 1728 - 1753 Bacan Abu Kasim
  5. 1753 - 1768 Mondonu Kabudo
  6. 1768 - 1773 Padongko Ansyara
  7. 1773 - 1809 Dinadat Mandaria
  8. 1809 - 1821 Galila Atondeng
  9. 1821 - 1827 Sau Tadja
  10. 1827 - 1847 Tenebak Laota
  11. 1847 - 1852 Bugis Agama
  12. 1852 - 1858 Jere Tatu Tanga (Jere Dg.Masikki)
  13. 1858 - 1870 Banggai Soak
  14. 1870 - 1882 Raja Haji Labusana Nurdin
  15. 1882 - 1900 Raja Haji Abdul Aziz
  16. 1900 - 1922 Raja Haji Abdul Rahman
  17. 1922 - 1925 Majelis Perwalian Banggai
  18. 1925 - 1939 Raja Haji Awaluddin (lahir 1939)
  19. 1939 - 1941 Raja Nurdin Daud-Pemangku Tomundu
  20. 1959 - 14 Agustus 2005 perantaraan
  21. 14 Agustus 2005 - 27 Januari 2010 Iskandar Zaman Awaluddin (lahir 1960 - wafat 2010)
  22. 27 Januari 2010 - 28 Januari 2010 Raja Muda Irawan Zaman Awaluddin-Pemangku (pertama kali)
  23. 27 Januari 2010 - 28 Januari 2010 Muhammad Fikran Ramadhan Iskandar Zaman (lahir 1993 - wafat 2010)
  24. 28 Januari 2010 - Raja Muda Irawan Zaman Awaluddin-Pemangku (kedua kali)


Peninggalan sejarah Kerajaan Banggai:

  1. Keraton Banggai: Dibangun pada 1926, keraton ini merupakan cagar budaya.
  2. Gedung MULO: Merupakan ruang kelas SMP Negeri 1 Banggai yang tidak meninggalkan jejak setelah direnovasi.
  3. Kamali Boneaka: Bekas istana Kerajaan Babolau, salah satu kerajaan di Banggai Kepulauan yang ditaklukkan oleh Kesultanan Ternate dan kemudian bergabung dalam Kerajaan Banggai.
  4. Banggai Lalongo: Terdapat rumah adat dan tempat pelantikan Tomundo atau raja.
  5. Masjid Tua di Bungku: Merupakan cagar budaya.
  6. Komplek Megalit Pokekea, Poso: Merupakan cagar budaya.
  7. Istana Raja Mori, Kolonodale: Merupakan cagar budaya.