Sejarah Jakarta di Bawah Kekuasaan Kerajaan Demak

Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa ("Pasisir"). Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya merupakan kadipaten dari kerajaan Majapahit, kemudian muncul sebagai kekuatan baru mewarisi legitimasi dari kebesaran Majapahit.
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1500 hingga tahun 1550. Raden Patah adalah putra dari Prabu Brawijaya.
Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya, Walaupun tidak berumur panjang dan segera mengalami kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Pada tahun 1560, kekuasaan Demak beralih ke Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Jaka Tingkir/Hadiwijaya. Salah satu peninggalan bersejarah Demak ialah Mesjid Agung Demak, yang menurut tradisi didirikan oleh Wali Songo.
Pada masa Kerajaan Pajajaran, Jakarta bernama Sunda Kalapa, sebuah kota Pelabuhan kaya yang diperintah oleh seorang Raja Bawahan dibawah naungan Pajajaran. (Baca: "Sejarah Jakarta Jaman Pajajaran")

Pada 21 Agustus 1522 Prabu Surawisea dari Kerajaan Pajajaran mengadakan perjanjian dan kesepakatan dengan Portugis, Portugis diijinkan membuat benteng atau kubu pertahanan di Sunda Kelapa, tujuan dari kerja sama antara Pajajaran dan Portugis itu untuk menghalau Kerajaan Demak Dan Cirebon yang kala itu sudah menguasai pelabuhan-pelabuhan di pesisir utara pulau Jawa.

Pada tahun 1526 masehi gabungan Kerajaan Demak dan Cirebon melakukan penyerangan ke Sunda Kalapa, hingga kemudian pada 22 Juni 1527 Demak dan Cirebon berhasil merebut Sunda Kalapa dari kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Sementara itu Portugis yang semula berencana mendirikan Benteng di Sunda Kelapa dapat diusir oleh Demak dan Cirebon. Setelah peristiwa kemenangan Demak dan Cirebon dalam merebut Sunda Kelapa, kota itu kemudian diubah namanya menjadi “Jaya Karta” atau “Jakarta”.
Masjid Demak

Setelah di rebutnya Jakarta dari tangan Pajajaran, secara otomatis Jakarta menjadi bawahan Kerajaan Demak. Menurut Naskah Cirebon pada masa itu di Jakara, Demak mengangkat Raja Luhut atau Pangeran Jaketra sebagai penguasa Jakarta, ia merupakan kerabat Sunan Gunung Jati yang berasal dari Turki.

Masih menurut Naskah Cirebon, bahwa sepeninggal Raja Luhut kekuasaan atas Jakarta kemudian diwariskan kepada anaknya yang bernama Pangeran Tlutur. Sementara itu pada saat Cirebon dan Demak mendirikan Kerajaan Banten yaitu pada tahun 1552 kekuasaan atas Jakarta kemudian diserahkan ke Banten.

Baca: Sejarah Jakarta Di Bawah Kekuasaan Kerajaan Banten

Sementara itu pada masa Raja Banten Ke I yaitu pada masa Sultan Hasanudian, beliau menikahkan anaknya perempuannya dengan Penguasa Jakarta yang kala itu dijabat oleh Anak Pangeran Tlutur yaitu Pangeran Bagus Angke.

Baca: Sejarah Jakarta di Bawah Kekuasaan Kerajaan Jepang

pasukan fatahillah menyerang orang-orang portugis di sunda kelapa pada tahun, sejarah kerajaan demak singkat, mengapa kesultanan demak menyerang sunda kelapa pada 1526 dan 1527, perlawanan rakyat sunda kelapa terhadap portugis dipimpin oleh, fatahillah mengganti nama sunda kelapa dengan sebutan, perjuangan sultan fatahillah, makam fatahillah, pelabuhan sunda kelapa