Pakuan Pajajaran atau Pakuan (Pakwan) atau Pajajaran adalah ibu kota Kerajaan Sunda Galuh yang pernah berdiri pada tahun 1030-1579 M di Tatar Pasundan, wilayah barat pulau Jawa. Lokasinya berada di wilayah Bogor, Jawa Barat sekarang. Pada masa lalu, di Asia Tenggara ada kebiasaan menyebut nama kerajaan dengan nama ibu kotanya sehingga Kerajaan Sunda Galuh sering disebut sebagai Kerajaan Pajajaraan.
Lokasi Pajajaran pada abad ke-15 dan abad ke-16 dapat dilihat pada peta Portugis yang menunjukkan lokasinya di wilayah Bogor, Jawa Barat. Sumber utama sejarah yang mengandung informasi mengenai kehidupan sehari-hari di Pajajaran dari abad ke 15 sampai awal abad ke 16 dapat ditemukan dalam naskah kuno Bujangga Manik. Nama-nama tempat, kebudayaan, dan kebiasaan-kebiasaan masa itu digambarkan terperinci dalam naskah kuno tersebut.
Pada masa Kerajaan Pajajaran, Jakarta bernama Sunda Kalapa, sebuah kota Pelabuhan kaya yang diperintah oleh seorang Raja Bawahan dibawah naungan Pajajaran. Sunda Kelapa pada Abad ke 15 akhir dan 16 Awal digambarkan oleh Baros dan Pires sebagai Kota Pelabuhan maju yang dipimpin oleh seorang Syah Bandar yang masih menyembah berhala. Pada masa itu Sunda Kalapa juga dikisahkan kota yang sudah dipenuhi oleh pedagang-pedagang muslim dari Jazirah Arab dan non Arab.
Pada 21 Agustus 1522 Prabu Surawisea dari Kerajaan Pajajaran mengadakan perjanjian dan kesepakatan dengan Portugis, Portugis di Ijinkan membuat benteng atau kubu pertahanan di Sunda Kelapa, tujuan dari kerja sama antara Pajajaran dan Portugis itu untuk menghalau Kerajaan Demak Dan Cirebon yang kala itu sudah menguasai pelabuhan-pelabuhan di pesisir utara pulau Jawa.
Baca: Sejarah Jakarta di Bawah Kekuasaan Kerajaan Demak
Sementara di sisi lain, Demak dan Cirebon merasa Khawatir terhadap keberadaan Portugis di Sunda Kalapa, sebab sebagaimana pengalaman dahulu Portugis memang sangat membenci Kerajaan-Kerajaan Islam, terbukti dari Invasi Portugis pada Kerajaan Islam Pasai di Sumatra, Malaka di Semenajung Melayu Dan Ternate di Maluku.
Baca: Sejarah Jakarta Di Bawah Kekuasaan Kerajaan Banten
Oleh karena itu, tepatnya pada tahun 1526 masehi gabungan Kerajaan Demak dan Cirebon melakukan penyerangan ke Sunda Kalapa, hingga kemudian pada 22 Juni 1527 Demak dan Cirebon berhasil merebut Sunda Kalapa dari kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Sementara itu Portugis yang semula berencana mendirikan Benteng di Sunda Kelapa dapat diusir oleh Demak dan Cirebon. Setelah peristiwa kemenangan Demak dan Cirebon dalam merebut Sunda Kelapa, kota itu kemudian diubah namanya menjadi “Jaya Karta” atau “Jakarta”.
Sumber:
Lokasi Pajajaran pada abad ke-15 dan abad ke-16 dapat dilihat pada peta Portugis yang menunjukkan lokasinya di wilayah Bogor, Jawa Barat. Sumber utama sejarah yang mengandung informasi mengenai kehidupan sehari-hari di Pajajaran dari abad ke 15 sampai awal abad ke 16 dapat ditemukan dalam naskah kuno Bujangga Manik. Nama-nama tempat, kebudayaan, dan kebiasaan-kebiasaan masa itu digambarkan terperinci dalam naskah kuno tersebut.
Pada masa Kerajaan Pajajaran, Jakarta bernama Sunda Kalapa, sebuah kota Pelabuhan kaya yang diperintah oleh seorang Raja Bawahan dibawah naungan Pajajaran. Sunda Kelapa pada Abad ke 15 akhir dan 16 Awal digambarkan oleh Baros dan Pires sebagai Kota Pelabuhan maju yang dipimpin oleh seorang Syah Bandar yang masih menyembah berhala. Pada masa itu Sunda Kalapa juga dikisahkan kota yang sudah dipenuhi oleh pedagang-pedagang muslim dari Jazirah Arab dan non Arab.
Pada 21 Agustus 1522 Prabu Surawisea dari Kerajaan Pajajaran mengadakan perjanjian dan kesepakatan dengan Portugis, Portugis di Ijinkan membuat benteng atau kubu pertahanan di Sunda Kelapa, tujuan dari kerja sama antara Pajajaran dan Portugis itu untuk menghalau Kerajaan Demak Dan Cirebon yang kala itu sudah menguasai pelabuhan-pelabuhan di pesisir utara pulau Jawa.
Baca: Sejarah Jakarta di Bawah Kekuasaan Kerajaan Demak
Sementara di sisi lain, Demak dan Cirebon merasa Khawatir terhadap keberadaan Portugis di Sunda Kalapa, sebab sebagaimana pengalaman dahulu Portugis memang sangat membenci Kerajaan-Kerajaan Islam, terbukti dari Invasi Portugis pada Kerajaan Islam Pasai di Sumatra, Malaka di Semenajung Melayu Dan Ternate di Maluku.
Baca: Sejarah Jakarta Di Bawah Kekuasaan Kerajaan Banten
Oleh karena itu, tepatnya pada tahun 1526 masehi gabungan Kerajaan Demak dan Cirebon melakukan penyerangan ke Sunda Kalapa, hingga kemudian pada 22 Juni 1527 Demak dan Cirebon berhasil merebut Sunda Kalapa dari kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Sementara itu Portugis yang semula berencana mendirikan Benteng di Sunda Kelapa dapat diusir oleh Demak dan Cirebon. Setelah peristiwa kemenangan Demak dan Cirebon dalam merebut Sunda Kelapa, kota itu kemudian diubah namanya menjadi “Jaya Karta” atau “Jakarta”.
Sumber: