Sejarah Hubungan Banten dan Lampung

Hubungan Provinsi Banten dengan Provinsi Lampung jika menilik pengalaman masa lampau, ternyata tak sekadar hubungan antardaerah otonom dalam wilayah kesatuan Indonesia. Hubungan Banten dengan Lampung dibentuk oleh perjalanan sejarah saudara kandung yang saling melengkapi dan mendukung.

Eratnya hubungan masyarakat Banten dengan Lampung, pernah diuji dalam masa Kesultanan Banten Sultan Ageng Tirtayasa, persisnya ketika Sultan Ageng Tirtayasa terlibat perang saudara dengan anak kandungnya sendiri Sultan Haji yang didukung oleh Belanda.

Meski Sultan Ageng Tirtayasa kalah dan harus menyerahkan Lampung sebagai imbalan untuk VOC yang telah membantu Sultan Haji, namun hubungan penduduk Banten dengan Lampung tetap istimewa. Menyebut Banten bagi orang Lampung, adalah tempat yang baik untuk menuntut ilmu, mengabdi bahkan persiapan untuk memerintah Lampung.

Hubungan Banten dengan Lampung ini, ditandai dengan piagam tembaga yang ditemukan di rumah kediaman kerabat Raden Intan di Kampung Kuripan yang membuktikan permulaan masuknya pengaruh Banten di Lampung.

Menilik isinya, lebih kurang merupakan perjanjian persahabatan , apalagi bila diingat piagam ini dibuat pada masa pemerintahan Sultan Hasanudin dari Banten dan Ratu Darah Putih dari Keratuan Darah Putih (Lampung). Keduanya diketahui sebagai putra-putri Fatahilah yang berlainan ibu.


Sejarah Lampung Zaman Kolonial

Sultan Ageng TirtayasaTatkala Banten di bawah pimpinan Sultan Agung Tirtayasa (1651-1683) Banten berhasil menjadi pusat perdagangan yang dapat menyaingi VOC di perairan Jawa, Sumatra dan Maluku. Sultan Agung ini dalam upaya meluaskan wilayah kekuasaan Banten mendapat hambatan karena dihalang-halangi VOC yang bercokol di Batavia. Putra Sultan Agung Tirtayasa yang bernama Sultan Haji diserahi tugas untuk menggantikan kedudukan mahkota kesultanan Banten.

Dengan kejayaan Sultan Banten pada saat itu tentu saja tidak menyenangkan VOC, oleh karenanya VOC selalu berusaha untuk uasai kesultanan Banten. Usaha VOC ini berhasil dengan jalan membujuk Sultan Haji sehingga berselisih paham dengan ayahnya Sultan Agung Tirtayasa. Dalam perlawanan menghadapi ayahnya sendiri, Sultan Haji meminta bantuan VOC dan sebagai imbalannya Sultan Haji akan menyerahkan penguasaan atas daerah Lampung kepada VOC. Akhirnya pada tanggal 7 April 1682 Sultan Agung Tirtayasa disingkirkan dan Sultan Haji dinobatkan menjadi Sultan Banten.

Dari perundingan-perundingan antara VOC dengan Sultan Haji menghasilkan sebuah piagam dari Sultan Haji tertanggal 27 Agustus 1682 yang isinya antara lain menyebutkan bahwa sejak saat itu pengawasan perdagangan rempah-rempah atas daerah Lampung diserahkan oleh Sultan Banten kepada VOC yang sekaligus memperoleh monopoli perdagangan di daerah Lampung.

Pada tanggal 29 Agustus 1682 iring-iringan armada VOC dan Banten membuang sauh di Tanjung Tiram. Armada ini dipimpin oleh Vander Schuur dengan membawa surat mandat dari Sultan Haji dan ia mewakili Sultan Banten. Ekspedisi Vander Schuur yang pertama ini ternyata tidak berhasil dan ia tidak mendapatkan lada yag dicari-carinya. Agaknya perdagangan langsung antara VOC dengan Lampung yang dirintisnya mengalami kegagalan, karena ternyata tidak semua penguasa di Lampung langsung tunduk begitu saja kepada kekuasaan Sultan Haji yang bersekutu dengan kompeni, tetapi banyak yang masih mengakui Sultan Agung Tirtayasa sebagai Sultan Banten dan menganggap kompeni tetap sebagai musuh.

Sementara itu timbul keragu-raguan dari VOC apakah benar Lampung berada di bawah Kekuasaan Sultan Banten, kemudian baru diketahui bahwa penguasaan Banten atas Lampung tidak mutlak.

Penempatan wakil-wakil Sultan Banten di Lampung yang disebut "Jenang" atau kadangkadang disebut Gubernur hanyalah dalam mengurus kepentingan perdagangan hasil bumi (lada).

Sedangkan penguasa-penguasa Lampung asli yang terpencar-pencar pada tiap-tiap desa atau kota yang disebut "Adipati" secara hirarkis tidak berada di bawah koordinasi penguasaan Jenang/ Gubernur. Jadi penguasaan Sultan Banten atas Lampung adalah dalam hal garis pantai saja dalam rangka menguasai monopoli arus keluarnya hasil-hasil bumi terutama lada, dengan demikian jelas hubungan Banten-Lampung adalah dalam hubungan saling membutuhkan satu dengan lainnya.

Sumber: Banten Hits, Wikipedia

Incoming search: sumpah banten dan lampung, perang palembang vs lampung dan banten, sejarah lampung dan palembang, sejarah lampung masa kolonial, hubungan banten dan lampung serta isi perjanjian, minak sangaji, sejarah suku lampung, sejarah provinsi lampung pdf