Bangunan Bersejarah di Bandung

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila.

Di kota ini tercatat berbagai sejarah penting, di antaranya sebagai tempat berdirinya sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool te Bandoeng - TH Bandung, sekarang Institut Teknologi Bandung - ITB), lokasi ajang pertempuran pada masa kemerdekaan, serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955, suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.

Berikut ini beberapa bangunan bersejarah di Bandung:
  1. Benteng Pasir Ipis
  2. Gedung Indonesia Menggugat
  3. Gedung Kolongdam
  4. Gedung Konvensi Landmark
  5. Gedung Merdeka
  6. Gedung Pakuan
  7. Gedung Sate
  8. Masjid Raya Bandung
  9. Monumen Bandung Lautan Api
  10. Monumen Husein Sastranegara
  11. Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju)
  12. Museum Konferensi Asia-Afrika
  13. Museum Mandala Wangsit Siliwangi
  14. Stasiun Bandung
  15. Villa Isola Bandung

1. Benteng Pasir Ipis

Benteng Pasir Ipis
Benteng Pasir Ipis adalah salah satu Bangunan Bersejarah di Bandung yang terletak di Kampung Pasir Ipis, Kabupaten Bandung Barat. Benteng ini adalah benteng peninggalan Belanda yang membentang hampir mencapai 1 Km. benteng Pasir Ipis dibangun pada tahun 1891-1930. Sebagian bangunan benteng ini sudah tertimbun tanah dan pepohonan. Bagian badan benteng pun sudah ditumbuhi lumut. Fasilitas yang tersedia di Benteng Pasir Ipis belum memadai karena belum banyaknya peerhatian terhadap peninggalan Belanda ini.


2. Gedung Indonesia Menggugat

Gedung Indonesia menggugat
Gedung Indonesia Menggugat adalah tempat dibacakannya sebuah judul pidato pada pembelaan yang dibuat oleh Soekarno yang dibacakannya sendiri. Pembacaan dilakukan di salah satu ruang di gedung ini pada saat sidang pengadilan kasus politiknya tahun 1930. Pada jaman kolonial, Gedung Indonesia Menggugat merupakan gedung pengadilan kolonial Belanda.

Lokasi: Jl. Perintis Kemerdekaan, No. 5, Babakan Ciamis, Sumurbandung, Babakan Ciamis, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40117


3. Gedung Kolongdam

Gedung Kolongdam
Gedung Kologdam adalah bangunan kolonial di Bandung. Pada tahun 1920-an, Gedung Kologdam adalah tempat penyelenggaraan Jaarbeurs de Bandung (pameran dagang tahunan). Saat ini, kompleks bangunan dan paviliunnya diubah menjadi Markas Komando Pendidikan dan Pelatihan Komando Daerah Militer III/Siliwangi.

Bangunan beserta kompleks sekitarnya dirancang oleh Wolff Schoemaker, arsitek ternama Hindia Belanda. Gedungnya dibangun tahun 1920 dan dimanfaatkan sebagai gedung utama Jaarbeurs de Bandung. Pameran dagang pertama diadakan tanggal 20 Mei sampai 3 Juni 1920, lalu dilanjutkan tiap bulan Juni dan Juli. Berbagai konferensi dan pameran dari berbagai industri di Priangan dan sekitarnya dilaksanakan di kompleks ini.

Tahun 1919, arsitek Wolff Schoemaker merancang Pusat Pameran Dagang (Jaarbeurs) setelah melakukan studi banding ke Amerika Serikat. Gedung ini merupakan rancangan pertamanya yang terwujud sepulangnya dari negara tersebut. Bangunan ini dirancang dengan gaya Art Deco dan dipengaruhi oleh gaya arsitek Frank Lloyd Wright. Gedung ini berbentuk salib. Tiga patung manusia menghiasi fasade bangunan dengan desain yang dipengaruhi Mazhab Amsterdam.


4Gedung Konvensi Landmark

Gedung Konvensi Landmark
Gedung Konvensi Landmark Braga telah dibangun sejak masa Kolonial Belanda, dahulu dimana arsitekturnya menggunakan arcade. Gedung ini dirancang oleh C.P. Wolff Schoemaker. Gedung ini awalnya berfungsi sebagai toko buku dan percetakan Van Dorp. Toko buku Van Dorp bertahan cukup lama dari tahun 1922 sampai sekitar tahun 1960.

Saat ini Gedung Konvensi Landmark dijadikan sebagai gedung simbol seni kota Bandung yang sering kali digunakan untuk menggelar berbagai even kontemporer. Kemudian dihari lain pada setiap minggunya Gedung Konvensi Landmark ini dijadikan tempat menggelar pameran buku dan komputer. Dan bahkan gedung konvensi landmark braga ini sering kali dipakai untuk menggelar job fair yang diperuntukkan masyarakat Bandung dan sekitarnya yang sedang mencari pekerjaan.


5. Gedung Merdeka

Gedung Merdeka Bandung
Gedung Merdeka yang terletak di jalan Asia-Afrika no. 65, Bandung adalah gedung bersejarah yang pernah digunakan sebagai tempat Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika tahun 1955. Kini gedung ini digunakan sebagai museum yang memamerkan berbagai benda koleksi dan foto Konferensi Asia-Afrika yang merupakan cikal bakal Gerakan Non-Blok pertama yang pernah digelar disini tahun 1955.

Gedung ini dulunya adalah sebuah toko yang dimiliki warga keturunan Tionghoa. Toko tersebut dijadikan tempat berkumpul orang-orang Belanda di Bandung yang menjadi anggota Societeit Concordia pada tahun 1879. Toko ini pun dibeli dan diperluas bangunannya pada tahun 1895. Bangunan ini direnovasi secara besar-besaran pada tahun 1921 oleh arsitek Van Gallen Las dan C.P. Wolff Schoemaker dengan menggunakan gaya art deco.


6Gedung Pakuan

Gedung Pakuan
Gedung Pakuan saat ini merupakan rumah dinas yang dijadikan sebagai tempat kediaman resmi Gubernur Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat. Gedung ini beralamat di Jalan Otto Iskandardinata No.1, Bandung. Di zaman kolonial Belanda merupakan rumah kediaman resmi Residen Priangan. Gedung Pakuan memiliki langgam arsitektur Indische Empire Stijl yang anggun monumental serta sangat digemari oleh Jenderal Herman Willem Daendels. Bangunan tersebut dirancang oleh Insinyur Kepala dari Departement van Burgerlijke Openbare Werken (B.O.W) atau DPU sekarang, yang menjadi staff dari Residen Van der Moore.

Gedung Pakuan didirikan sehubungan dengan perintah Gubernur Jenderal Ch.F. Pahud karena pemindahan ibu kota Karesidenan Priangan dari Cianjur ke Bandung. Tetapi pemindahan ibu kota karesidenan itu baru dapat dilaksanakan oleh Residen Van der Moore pada tahun 1864, setelah Gunung Gede meletus dan menghancurkan Kota Cianjur. Mulai dibangun pada tahun 1864 sampai selesai pembangunannya pada tahun 1867.

Selama pembangunan Gedung Pakuan (1864-1867), telah dikerahkan sejumlah anggota Genie Militair Belanda, yang dibantu oleh R.A. Wiranatakusumah yang dikenal dengan sebutan Dalem Bintang. R.A. Wiranatakusumah merupakan Bupati Bandung ke-8 yang memerintah antara tahun 1846-1874. Ia mengerahkan penduduk dari kampung Babakan Bogor (sekarang Kebon Kawung) dan Balubur Hilir yang kini terletak di depan kediaman resmi Panglima Kodam III Siliwangi di Bandung. Atas jasa tersebut, penduduk yang terlibat dalam pembangunan tersebut dibebaskan dari pajak.

Alamat: Pasir Kaliki, Jl. Cicendo No.1, Babakan Ciamis, Sumurbandung, Bandung City, West Java 40171


7. Gedung Sate

Gedung Sate
Gedung Sate dengan ciri khasnya berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, telah lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, tetapi juga seluruh Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat. Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya.
Gedung Sate mulai dibangun tahun 1920, gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun anggun dan kini berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan Jawa Barat.

Gedung Sate merupakan hasil perencanaan sebuah tim yang terdiri dari Ir.J.Gerber, arsitek muda kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks serta pihak Gemeente van Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan melibatkan 2000 pekerja, 150 orang di antaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Cina yang berasal dari Konghu atau Kanton, dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal dari penduduk Kampung Sekeloa, Kampung Coblong Dago, Kampung Gandok dan Kampung Cibarengkok, yang sebelumnya mereka menggarap Gedong Sirap (Kampus ITB) dan Gedong Papak (Balai Kota Bandung).

Sejarah berdirinya Gedung Sate atau sejarah Gedung Sate menunjukkan bahwa gedung ini mulai dibangun tahun 1920 dan hingga saat ini masih berdiri kokoh. Gedung Sate berfungsi sebagai gedung pusat Pemerintahan Jawa Barat.

Gedung Sate pada masa Pemerintahan Hindia Belanda disebut sebagai Gouvernements Bedrijven (GB). Peletakkan batu pertama dilakukan oleh Johanna Catherina Cops yang merupakan putri sulung Walikota Bandung. Gedung Sate awalnya diperuntukkan bagi Departemen Lalu Lintas dan Pekerjaan Umum. Bahkan sempat menjadi pusat Pemerintahan Hindia Belanda setelah Batavia dianggap sudah tidak memenuhi syarat sebagai pusat pemerintahan karena perkembangannya, sehingga digunakan oleh Jawatan Pekerjaan Umum.

Pada 3 Desember 1945, terjadi peristiwa yang memakan korban tujuh pemuda yang mempertahanakan Gedung Sate dari serangan Pasukan Gurkha. Demi mengenang jasa ketujuh pemuda tersebut maka didirikan tugu dari batu yang diletakkan di belakang halaman Gedung Sate. Berdasarkan perintah Menteri Pekerjaan Umum, pada tanggal 3 Desember 1970, tugu tersebut dipindahkan ke halaman depan Gedung Sate.


8Masjid Raya Bandung

Masjid Raya Bandung
Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat, yang dulu dikenal dengan nama Masjid Agung Bandung adalah masjid yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Status masjid ini adalah sebagai masjid provinsi bagi Jawa Barat. Masjid ini pertama dibangun tahun 1810, dan sejak didirikannya, Masjid Agung telah mengalami delapan kali perombakan pada abad ke-19, kemudian lima kali pada abad 20 sampai akhirnya direnovasi lagi pada tahun 2001 sampai peresmian Masjid Raya Bandung 4 Juni 2003 yang diresmikan oleh Gubernur Jabar saat itu, H.R. Nuriana. Masjid baru ini, yang bercorak Arab, menggantikan Masjid Agung yang lama, yang bercorak khas Sunda.

Masjid Raya Bandung, seperti yang kita lihat sekarang, terdapat dua menara kembar di sisi kiri dan kanan masjid setinggi 81 meter yang selalu dibuka untuk umum setiap hari Sabtu dan Minggu. Atap masjid diganti dari atap joglo menjadi satu kubah besar pada atap tengah dan yang lebih kecil pada atap kiri-kanan masjid serta dinding masjid terbuat dari batu alam kualitas tinggi. Kini luas tanah keseluruhan masjid adalah 23.448 m² dengan luas bangunan 8.575 m² dan dapat menampung sekitar 13.000 jamaah.


9Monumen Bandung Lautan Api

Monumen Bandung Lautan Api
Monumen Bandung Lautan Api merupakan monumen yang menjadi markah tanah Bandung. Monumen ini setinggi 45 meter, memiliki sisi sebanyak 9 bidang. Monumen ini dibangun untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api, dimana terjadi pembumihangusan Bandung Selatan yang dipimpin oleh Muhammad Toha.

Monumen ini berada di tengah-tengah kota yaitu terletak di kawasan Lapangan Tegallega. Monumen ini menjadi salah satu monumen terkenal di Bandung. Monumen ini menjadi pusat perhatian setiap tanggal 23 Maret mengenang peristiwa Bandung Lautan Api.

Alamat Monumen Bandung Lautan : Jl. Bkr, Ciateul, Kec. Regol, Kota Bandung, Jawa Barat 40252


10Monumen Husein Sastranegara

patung / Monumen Husein Sastranegara
Husein Sastranegara (lahir di Cianjur, Jawa Barat, 20 Januari 1919 – meninggal di Yogyakarta, 26 September 1946 pada umur 27 tahun) adalah salah satu perintis TNI-AU bersama dengan Agustinus Adisucipto, Halim Perdanakusuma, Abdulrahman Saleh dan Iswahyudi.

Opsir Udara I Husein Sastranegara gugur bersama ahli tehnik pesawat Sersan Mayor Udara Rukidi saat latihan dengan pesawat Cukiu yang jatuh di kampung Gowongan Lor, Yogyakarta pada 26 September 1946. Pesawat tersebut sedianya disiapkan sebagai pesawat cadangan untuk menjemput PM Sutan Sjahrir.

Berdasarkan Keputusan Kasau No. 76 Tahun 1952, namanya kini diabadikan di Bandara Internasional Husein Sastranegara & Pangkalan Udara Husein Sastranegara, Bandung, untuk menggantikan nama Pangkalan Udara Andir. Dan ada dua patung Husein Sastranegara, yaitu patung yang terletak dekat dengan Ruang VIP Sompil Basuki, Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung dan di Jl. Padjadjaran (dekat gerbang masuk utama bandara). Namun, patung yang terletak di dengan Ruang VIP Sompil Basuki telah diubah menjadi Monumen Pesawat Casa C-212.


11Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju)

Monumen perjuangan rakyat jawa barat
Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju) adalah Museum Sejarah Perjuangan Rakyat Jawa Barat, di Tatar Pasundan atau Parahyangan. Monumen diresmikan penggunaanya oleh Gubernur Jawa Barat, Raden Nana Nuriana pada tanggal 23 Agustus 1995.

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat terletak di Jalan Dipati Ukur No. 48, Kota Bandung. Lokasinya berhadapan dengan Gedung Sate dan di depan Kampus Universitas Padjadjaran (Unpad), Kota Bandung. Monumen berdiri di atas tanah seluas ± 72.040 m² dan luas bangunan ± 2.143 m². serta model bangunannya, berbentuk bambu runcing yang dipadukan dengan gaya arsitektur modern. Monumen diresmikan penggunaanya oleh Gubernur Jawa Barat, R. Nuriana pada tanggal 23 Agustus 1995.

Alamat: Jl. Dipati Ukur, Lebakgede, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132


12Museum Konferensi Asia-Afrika

Museum Konferensi Asia-Afrika
Museum Konferensi Asia Afrika  merupakan salah satu museum yang berada di kota Bandung yang terletak di Jalan Asia Afrika No. 65. Museum ini merupakan memorabilia Konferensi Asia Afrika. Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan Gedung Merdeka. Secara keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama, yang pertama disebut Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang berada di samping Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai tempat memorabilia Konferensi Asia Afrika.

Latar belakang dibangunnya museum ini adalah adanya keinginan dari para pemimpin bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk mengetahui tentang Gedung Merdeka dan sekitarnya tempat Konferensi Asia Afrika berlangsung. Hal ini membuat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M memiliki ide untuk membangun sebuah museum. Ide tersebut disampaikannya pada forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian museum ini diresmikan pada tanggal 24 April 1980 bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.


13Museum Mandala Wangsit Siliwangi

Museum mandala wangsit Siliwangi
Museum Wangsit Mandala Siliwangi adalah museum militer yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat. Siliwangi merupakan nama komando daerah militer TNI-AD di Jawa Barat dan Banten yang namanya diambil dari raja dari Kerajaan Sunda yang beribu kota di Pakuan Pajajaran yang kekuasaanya konon tak terbatas, juga arif dan bijaksana serta wibawa dalam menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan arti Mandala Wangsit merupakan sebuah tempat untuk menyimpan amanat, petuah atau nasihat dari pejuang masa lalu kepada generasi penerus melalu benda-benda yang ditinggalkannya. Museum ini diresmikan oleh panglima divisi Siliwangi Kolonel Ibrahim Adjie pada tanggal 23 Mei 1966.

Museum ini berlokasi di Jalan Lembong, kecamatan Sumurbandung. Jalan ini diambil dari nama Letkol Lembong, salah satu prajurit Siliwangi yang menjadi korban dalam Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil. Sebelumnya jalan itu bernama Oude Hospitaalweg.

Bangunan museum yang memiliki gaya arsitektur Romantisisme akhir ini dibangun di era kolonial Belanda antara tahun 1910-1915 sebagai tempat tinggal para perwira Belanda. Setelah Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942, bangunan ini dijadikan markas untuk sembunyi dari pihak Jepang. Setelah kemerdekaan, bangunan ini diambil alih oleh pasukan Siliwangi dan digunakan sebagai markas Divisi Siliwangi (Akademi Militer Bandung) pada tahun 1949-1950. Bangunan ini berdiri di atas tanah seluas 4.176 m2 dengan luas bangunan 1.674 m2. Pada tanggal 23 Mei 1966 bangunan ini beralih fungsi menjadi Museum yang diresmikan oleh panglima divisi Siliwangi ke-8 yaitu Kolonel Ibrahim Adjie. Lalu tahun 1979 gedung ini direhabilitasi kembali menjadi gedung bertingkat dua, kemudian diresmikan penggunaannya pada tanggal 10 November 1980 oleh Pangdam Siliwangi ke-15, Mayjen Yoga Sugama dan dengan penandatangannan prasasti oleh Presiden Soeharto.


14Stasiun Bandung

Stasiun kereta api Bandung
Stasiun Bandung (BD) atau Stasiun Hall adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Kebonjeruk, Andir, Kota Bandung, tepatnya di perbatasan antara Kelurahan Pasirkaliki dan Kebonjeruk. Stasiun yang terletak pada ketinggian +709 meter ini merupakan stasiun terbesar yang berada dalam pengelolaan PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi II Bandung. Stasiun ini sebelumnya hanya memiliki satu buah bangunan stasiun. Setelah dilakukan renovasi oleh Pemerintah Kota Bandung, maka stasiun ini sekarang terbagi menjadi dua bagian walaupun tetap bersatu. Stasiun ini berlokasi di Jalan Stasiun Timur No. 1 (pintu selatan) dan Jalan Kebon Kawung No. 43 (pintu utara), Kota Bandung.

Stasiun ini sendiri juga terkenal sebagai terminal angkutan kota karena banyaknya angkot yang menuju stasiun ini sehingga secara otomatis ia menjadi terkenal di Kota Bandung dengan predikat "terminal angkot". Stasiun ini adalah stasiun kereta api terbesar di Kota Bandung dan Jawa Barat.

Sejak tahun 2014, KA Lokal Bandung Raya dan KA Lokal Cibatu tidak dilayani di pintu utara Stasiun Bandung, tetapi hanya dilayani di pintu selatan. Hal ini guna untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang dan calon penumpang di stasiun ini.

Stasiun ini sering dijadikan sebagai stasiun kereta api percontohan (pilot project) oleh PT KAI untuk segi kualitas pelayanan agar setara dengan bandara. Oleh karena itu, PT KAI menjadikan stasiun ini sebagai stasiun kereta api pertama di Indonesia yang menerapkan sistem check-in dan boarding pass sejak Februari 2016 serta sistem pemeriksaan bagasi dengan sinar-X sejak Oktober 2018. Selain itu, stasiun ini merupakan stasiun kereta api di Indonesia yang pertama kali menggunakan sistem persinyalan elektrik sejak tahun 1970, diproduksi oleh Siemens dengan seri DrS60.

Ke arah barat stasiun ini terdapat bekas Stasiun Bandung Gudang yang sudah tidak aktif karena sudah tidak ada lagi aktivitas pengangkutan barang di sana.


15Villa Isola Bandung

VIlla Isola
Villa Isola adalah bangunan villa yang terletak di kawasan pinggiran utara Kota Bandung. Berlokasi pada tanah tinggi, di sisi kiri jalan menuju Lembang (Jln. Setiabudhi), gedung ini dipakai oleh IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Bandung, yang sekarang menjadi Universitas Pendidikan Indonesia-UPI). Villa Isola adalah salah satu bangunan bergaya arsitektur Art Deco yang banyak dijumpai di Bandung.

Villa Isola dibangun pada tahun 1933, milik seorang hartawan Belanda bernama Dominique Willem Berretty. Kemudian bangunan mewah yang dijadikan rumah tinggal ini dijual dan menjadi bagian dari Hotel Savoy Homann. Perkembangan selanjutnya, ia dijadikan Gedung IKIP (sekarang UPI) dan digunakan sebagai kantor rektorat.

Incoming search: 5 situs bersejarah di bandung, museum bersejarah di bandung, lokasi gedung tua di bandung, bangunan bersejarah di braga, bangunan art deco di bandung, sejarah gedung sate, arsitektur di bandung, gedung sate bandung, peninggalan sejarah di bandung, tempat bersejarah di lembang, bangunan bersejarah di jawa barat, museum bersejarah di bandung, lokasi gedung tua di bandung, tempat bersejarah di bandung barat, bangunan khas bandung, bangunan bersejarah di braga, 5 situs bersejarah di bandung, lokasi gedung tua di bandung, museum bersejarah di bandung, peninggalan belanda di bandung, arsitektur di bandung, gedung sate bandung, jalan tertua di bandung, sejarah gedung sate